Ketika memasuki dunia kerja kita dituntut untuk loyal pada perusahaan. Dan perusahaan gak mau tahu bagaimana keadaan dan kondisi kita. Yang mereka tahu tanggungjawab yang dibebankan kepada kita beres, terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan oleh atasan. Bagaimana ketika Rekan Kerja Senior/Sejawat yang merasa iri dan tersaingi mempertanyakan Loyalitas Kita dengan (maaf) “Menjilat Kaki” Big Boss ?!
Sebut saja PT. Tanpa Nama, perusahaan ini bergerak dalam bidang radio penyiaran FM swasta, dan kebetulan si Fe bekerja sebagai Musik Director di sana. Pada masa awal bekerja dia hanya sebagai penyiar biasa. Tapi karena Loyalitas dan Kreatifitas yang dia berikan untuk perusahaan memang benar – benar tidak diragukan lagi, akhirnya dia dipercaya untuk memegang posisi “MD”. Banyak teman senior si Fe yang sebenarnya iri akan prestasinya, karena Fe memang jauh lebih junior (tapi jauh lebih berprestasi juga) bila dibandingkan dengan mereka.
Semakin hari berjalan semakin maju pula perusahaan ini, ditandai dengan bertambahnya Inventaris Property, Program – program acara yang lebih berkualitas, dan Rating pendengar yang naik 70% rata – rata keseluruhan. Kebetulan juga hanya si Fe yang mendapatkan inventaris Laptop, dan juga banyak kebanjiran “Side Job”. Yang jadi masalah disini adalah “Loyalitas” si Fe mulai diragukan dan dipertanyakan hanya gara – gara banyak job luar yang nominalnya terbilang lumayan. Padahal si Fe ini gak pernah perhitungan sama teman, dan selalu ringan tangan bila ada teman yang sambat minta tolong.
Pada suatu hari sewaktu Meeting, si Fe ini disudutkan dan dipojokkan oleh teman – teman Senior yang merasa iri dan tersaingi di hadapan Big Boss dengan Stagemen yang yaa.. begitulah. Mereka mulai (maaf lagi deh...) “menCari Muka” mereka yang telah lama hilang dan “Menjilati” kaki Big Boss dengan masing – masing individu yang mulai memperlihatkan “tanduk” aslinya. Tapi bagi si Fe itu bukan hal atau momok yang menakutkan, karena Fe merasa yakin apa yang dilakukannya bukanlah dosa kepada Allah dan juga bukanlah dosa kepada rakyat. Atas dasar yang diyakini, Fe dapat memberi sanggahan – sanggahan beralasan kepada mereka. Toh apa yang dilakukan Fe tidak mengganggu apa yang menjadi tanggung jawabnya kepada perusahaan tersebut. Akhirnya si Fe pun mengambil inisiatif untuk berdelegasi dengan semua yang ada di “forum” tersebut, menyerahkan tanggung jawabnya yang nantinya pasti akan diselesaikannya kepada kebijaksanaan Big Boss.
Kenyataan berkata lain... meski Loyalitas Fe telah diragukan dan dipertanyakan, Big Boss tetap saja mempercayakan tanggungjawab yang “siap diperebutkan” kembali kepada si Fe.
Nah... kita telah mendapatkan pelajaran dari wacana diatas tentang liku – liku dunia kerja. Dimana pun kita bekerja, apa pun jenis pekerjaan kita, kita tak pernah terlepas dari paradigma yang ada seperti yang dihadapi oleh si Fe. Yang terpenting disini adalah bagaimana kita bekerja dengan sepenuh hati, dimana pun.. dengan siapa pun..
Beda cerita dan permasalahan lagi dengan si Fa yang mencoba membuka Dunia Kerjanya sendiri. Layakkah cerita si Fa tentang perjuangannya meraih mimpi dengan jalan berwiraswsta kita angkat ?!
Ketika Loyalitas Mulai Diragukan dan Dipertanyakan...
Posted by : Plat-KE.online on
Senin, 21 April 2008
|
Label:
paradigma
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
bener bgt..spt itulah dunia kerja.ak jg pernah ngalaminya mas.boleh donk crita si Fa diangkat..
keep post n share
Posting Komentar